my blog

hanya file2 yg mnurut ku wajar tuk diposting... tp kbanyakan tntg kampung ku nan unik aja

kimak again

kimak again

kimak

kimak

Sabtu, 04 September 2010

UPACARA MANDI BELIMAU

Seorang laki-laki bersorban
membacakan doa yang di depannya
terdapat kendi yang berisi air.
Sementara lima laki-laki dengan
mengenakan kain hijau, merah,
kuning, hitam dan kelabu berdiri di
belakangnya. Setelah itu, air yang di
dalam kendi disiram kepada warga.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
kaya akan tradisi dan ritual
bernuansa keagamaan. Salah
satunya adalah upacara adat Mandi
Belimau di Dusun Limbung, Desa
Jada Bahrin Kecamatan Merawang.
Upacara diawali dengan kegiatan
Napak Tilas yang dimulai dari
Gedung Juang Sungailiat menuju
makam Depati Bahrin di Lubuk
Bunter, Desa Kimak yang ditempuh
dengan menggunakan perahu
motor untuk menyeberang sungai.
Ritual adat Mandi Belimau dimulai
dari pengutaraan niat disertai doa
yang dipimpin Haji Ilyasak
keturunan kelima Depati Bahrin yang
sekarang adalah pemuka adat
Kecamatan Merawang. Dalam
upacara ini Haji Ilyasak sebagai
pemimpin mengenakan kain putih,
sementara lima pemuka adat lainnya
yang membantunya mengenakan
kain berwarna hijau, merah, kuning,
hitam dan kelabu. Tidak disebutkan
apa makna yang tersirat dari
perbedaan lima warna kain yang
dikenakan oleh yang membantu
ritual itu dan yang mempimpin.
Sedangkan pelaksanaan mandinya
sendiri dilakukan di depan Sungai
Limbung, yang dimulai dari
membasahi telapak tangan dari
yang kanan, lalu telapak kiri,
kemudian kaki kanan dan kiri yang
diteruskan membasahi ubun-ubun
dan seluruh anggota tubuh dengan
guyuran air yang dicampur dengan
jeruk limau.
Bahkan ada di antara warga yang
sengaja membawa pulang air yang
digunakan untuk ritual Mandi
Belimau, yang diyakini memiliki
khasiat tertentu. Menurut bupati bangka, rangkaian
kegiatan adat Mandi Belimau itu
adalah simbol-simbol tradisi yang
baik untuk perenungan dan
pensucian diri baik lahir maupun
batin.
“Selain itu dalam rangka menumbuh
kembangkan nilai-nilai sejarah
perjuangan para pendahulu kita
yang ada di daerah Bangka seperti
kepahlawanan Depati Bahrin, Depati
Amir dan lainnya, ” ujar Ketua DPD
PPP Babel ini. Keinginan Pemerintah
Daerah Bangka ini sejalan dengan
apa yang diharapkan masyarakat
Dusun Limbung, Desa Jada Bahrin
Kecamatan Merawang agar ritual
adat Mandi Belimau dapat
dipertahankan dan dilestarikan.
Upacara adat masyarakat Dusun
Limbung Desa Jada Bahrin dan Desa
Kimak Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka yang sudah jadi
turun temurun hingga sampai
sekarang ini yang disebut dengan
Mandi berlimau. Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka menyambut
bulan suci Ramadhan yang biasanya
dilaksanakan 1 (satu) minggu
sebelum datangnya bulan suci
Ramadhan, Upacara adat Mandi
Belimau dilaksanakan dipinggir
Sungai Limbung. Menurut
pemahaman mereka bahwa dengan
acara mandi berlimau ini maka
segala apa yang kita inginkan/
kehendaki dan apa yang kita do'akan
akan terkabul asalkan sesuai dengan
tata acara yang telah ditentukan.
ASAL USUL MANDI ADAT MANDI
BELIMAU
Terjadinya (Mubadi) Ilmu Tauhid
dan hukum-hukumnya di wilayah
Bangka Tengah bertempat di
Penareh, sebuah perkampungan
yang terletak di hulu Sungai
Limbung, daerah ini pernah di
tempati oleh mereka yang punya
nama-nama besar seperti, AKEK
JOK, AKEK POK, AKEK DAEK,
DEPATI AMIR DAN DEPATI BAHREIN
serta nama - nama besar lainnya.
TUJUAN
1. Mencari keinginan-keinginan :
- Keinginan Allah (Zikir)
- Keinginan Rhosul (Sholawat,
Sunah)
- Keinginan Malaikat (Tahmid, Takbir,
Tasbih)
- Keinginan Manuasia (Do'a terkabul)
2. Meningkatkan perbuatan Mandi
Taubat serta Sembahyang Sunat
Taubat.
3. Meningkatkan perbuatan Amal
Ibadah Fardhu dan Sunat
4. Meningkatkan Ibadah Silatuh
Rahim.
FAEDAH
Melepaskan diri dari pada Azab yang
ditetapkan atas Kafir dan Sholeh
Itikad.
MARTABAT
Ialah semulya-mulyanya ilmu
karena Ia bergantung pada Zat Allah
dan Rhosul. Pengambilannya pada
Dalil Aqhli memandang asal yang
menghantarkannya ialah Allah dan
Rhosulnya dan adapun yang
membuatnya dengan sifatnya (cara)
seperti sekarang yang
mengikutinya.
Kegiatan Mandi Belimau diawali
dengan berziarah ke Makam Depati
Bahrein yang terletak di wilayah
Lubuk Bunter sekitar kurang lebih 8
km dari Desa Kimak. Dalam
melakukan ziarah diisi dengan
kegiatan membaca Surah Yasin
serta memanjatkan do'a, dipandu
oleh tokoh agama setempat.
Setelah selesai melakukan ziarah ke
Makam Depati Bahrein, selanjutnya
menuju ke Dermaga Lubuk Bunter
kurang lebih 3 km dari lokasi
makam. untuk menyeberangi
Sungai Jada yang banyak di
tumbuhi dengan pohon bakau,
menggunakan perahu kayu untuk
sampai ke Dusun Limbung tempat
dilaksanakannya upacara adat Mandi
Belimau.
MAKNA WARNA
Di sekitar tempat pelaksanaan
upacara adat Mandi Belimau terdapat
5 (lima) macam kain berwarna yang
bermakna :
1. BIRU yang berarti Pemberani -
Isroil Istana Jantung Tulang Ali.
2. MERAH yang berarti Panglima -
Isrofil Istana Jantung Daging Usman.
3. KUNING yang berarti Pengrajin -
Mikail Istana Urat Umar.
4. HITAM yang berarti Sabar
Penyimpan Rahasia, Bersatu Jihad -
Jibroil Istana Lidah Darah Abu Bakar
5. PUTIH yang berarti Kesucian -
Titis Nur Muhamad SAW Al Ulama
Miswhatul Mursyid
AIR TAUBAT
Air yang digunakan untuk
pelaksanaan upacara adat Mandi
Taubat yaitu air yang di ambil dari
sumur kampung yang telah
dibacakan mantera dan dicampur
dengan :
1. Jeruk nipis 7 buah, syarat kode
kain merah tanda panglima
menguasai ilmu sakti. (Akek Pok )
2. Pinang 7 butir, syarat kode kain
putih tanda kesucian batin pendekar
(Depati Bahrein)
3. Bonglai kering, 76 iris, syarat
kode kain hitau tanda pemberani ,
pemberantas jin dan iblis (Akek Jok)
ahli ilmu politik.
4. Kunyit 7 mata, syarat kode kain
kuning rajin bekerja, orang yang
rajin musuhnya iblis, orang malas
kawannya iblis (Akek Sak)
5. Mata mukot 7 jumput, bawang
merah 7 biji, kode kain kelabu orang
suka penurut. (Akek Daek)
6. Arang usang, kode kain hitam
tanda sabar menyimpan rahasia
tanda bersatu jihad fisabillillah (Akek
Dung)
PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan Mandi Belimau
terlebih dahulu mengutarakan niat
nantinya akan menyertai do'a yang
di bacakan oleh tokoh adat sekaligus
memulai melakukan pemandian.
Untuk pemandian ini dimulai dari
membasahi telapak tangan dari
yang kanan lalu kiri, selanjutnya kaki
kanan lalu kiri, setelah itu diteruskan
dengan membasahi umbun-umbun
baru kemudian seluruh anggota
badan hingga diperkirakan seluruh
anggota badan terkena basahan air.
Pada akhir pelaksanaan upacara adat
Mandi Belimau dilaksanakanlah suatu
tradisi adat Sepintu Sedulang yang
di sebut "Nganggung", yaitu
membawa makanan secara
bergotong-royong ke suatu tempat
untuk di nikmati bersama-sama
(dalam hal ini Mesjid Dusun
Limbung).

4 komentar: