my blog

hanya file2 yg mnurut ku wajar tuk diposting... tp kbanyakan tntg kampung ku nan unik aja

kimak again

kimak again

kimak

kimak

Rabu, 22 September 2010

beberapa contoh budaya bangka

Selain pantai, Bangka juga dikenal
dengan keragaman budayanya. Dari
budaya lokal hingga budaya
"Import" yang dibawa para
pendatang. Keragaman budaya
inilah yang belakangan menjadi aset
penting untuk mengembangkan
pariwisata.
Pulau Bangka yang dikelilingi lautan,
laksana surga-surga bagi para
nelayan. Itulah secuil cermin tentang
kebudayaan nelayan di pulau yang
dulu dikenal sebagai penghasil
timah.
Dalam perkembangannya, latar
belakang masyarakat Bangka yang
sebagian besar nelayan itu, ternyata
turut mempengaruhi pertumbuhan
kebudayaan lokal. Meski saat ini pola
hidup masyarakat Bangka telah
mulai bergeser, kebudayaan lokal
yang mengandung unsur nelayan
masih tetap kental mewarnai sendi-
sendi kehidupan masyarakatnya.
Paling tidak saat ini ada dua event
budaya besar yang berhubungan
dengan nelayan, yakni, upacara
rebo kasan dan buang jong.
Selain itu ada ritual-ritual budaya
yang dipengaruhi unsur religi,
sementara pertunjukan kesenian
Barongsai mewakili kebudayaan
masyarakat pendatang (Tionghoa)
Tapi diantara banyak ritual budaya di
Bangka, upacara sepintu sedulang
boleh jadi memiliki makna yang
khusus. Inilah ritual yang
menggambarkan persatuan
masyarakat Bangka.
Sepintu Sedulang
Kata sepintu sedulang adalah
semboyan dan motto masyarakat
Bangka yang bermakna adanya
persatuan dan kesatuan serta
gotong royong. Ritual ini adalah satu
kegiatan penduduk pulau Bangka
pada waktu pesta kampung
membawa dulang berisi makanan
untuk dimakan tamu tau siapa saja
di balai adat.
Dari ritual ini, tercermin betapa
masyarakat Bangka menjujung
tinggi rasa persatuan dan kesatuan
serta gotong royong, bukan hanya
dilaksanakan penduduk setempat
melainkan juga dengan para
pendatang.
Jiwa gotong royong masyarakat
Bangka cukup tinggi. Warga
masyarakat akan mengulurkan
tangannya membantu jika ada
anggota warganya memerlukanya.
Semua ini berjalan dengan dilandasi
jiwa Sepintu Sedulang. Jiwa ini dapat
disaksikan, misalnya pada saat
panen lada, acara-acara adat,
peringatan hari-hari besar
keagamaan, perkawianan dan
kematian. Acara ini lebih dikenal
dengan sebutan “Nganggung”, yaitu
kegiatan setiap rumah
mengantarkan makanan dengan
menggunakan dulang, yakni baki
bulat besar.
Rebo Kasan
Inilah upacara yang sudah menjadi
tradisi bagi masyarakat Bangka
khususnya nelayan. Upacara ini
dilaksanakan sebagai ungkapan rasa
syukur sekaligus memohon doa
restu kepada Tuhan Yang Maha Esa
agar terhindar dari bala (bencana)
sebelum mereka turun ke laut untuk
mencari ikan.
Upacara ini biasa dilakukan di daerah
pesisir Pantai Anyer Kecamatan
Merawang. Upacara rebo Kasan
adalah gambaran dari harapan para
nelayan agar hasil tangkapan ikan
mereka melimpah.
Buang Joang
Mirip dengan upacara Rebo Kesan,
upacara Buang Joang juga dilakukan
masyarakat nelayan sebelum pergi
ke laut. Dalam ritual ini para nelayan
menyampaikan permohonan dan
doa kepada Tuhan Yang Maha Esa
agar saat mencari ikan tidak
mengalami musibah atau terkena
bencana dilaut, serta semoga
mendapatkan penghasilan ikan yang
banyak. Upacara ini bisa dilakukan
oleh masyarakat di pantai Belimbing
daerah Bakit Jebus.
Ceriak Nerang
Upacara ini biasanya dilakukan
setelah panen padi, sebagai puji
syukur pada Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang telah memberi berkah
dan rezeki pada umatnya.
Perang Ketupat
Bagi masyarakat Bangka, khususnya
masyarakat Tempilang, upacara ini
diadakan pada bulan Sya'ban
(perhitungan tahun hijriah) untuk
menyambut datangnya bulan
Ramadhan umat Islam. Acara ini
dilaksanakan di Pantai Pasir Kuning,
Kecamatan Tempilang.
Barongsai
Seperti di tanah leluhurnya, China,
pertunjukan kesenian Barongsai di
pulau Bangka juga selalu menarik
minat pengunjung. Kendati
merupakan budaya import,
masyarakat Bangka telah
menganggap Barongsai sebagai
budaya mereka. Seperti halnya
kebudayaan-kebudayaan lokalnya.
Upacara ini bisanaya disajikan pada
waktu bulan purnama atau hajatan,
khususnya dikalangan masyarakat
keturunan Tionghoa.
Mandi Belimau
Upacara mandi belimau ini
merupakan tradisi yang sudah jadi
turun temurun di masyarakat dusun
Limbung desa Jada Bahri dan Desa
Kimak, Kecamatan Merawang,
Kabupaten Bangka. Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka menyambut
bulan suci Ramadhan yang biasanya
dilaksanakan seminggu sebelum
awal puasa. Upacara adat mandi
belimau di laksanakan di pinggir
sungai Limbung.
Menurut pemaham mereka, melalui
upacara Mandi Belimau ini, maka
segala apa yang kita inginkan dan
apa yang kita doakan akan terkabul
asalkan sesuai dengan tatacara yang
telah ditentukan.
kimpoi Massal
Salah satu adat istiadat peninggalan
zaman Kerajaan Sriwijaya yang
masih dapat disaksikan pada
masyarakat Bangka adalah acara
adat perkimpoian. Acara ini diadakan
pada hari-hari baik sesuai dengan
kepercayaan masyarakat dan
dinamakan musim kimpoi. Musim
kimpoi adalah suatu pesta kimpoi
massal, setelah panen lada. Di desa-
desa daerah Toboali, acara ini amat
populer. Biasanya 15-20 pasang
pengantin, dinikahkan dalam sehari.

1 komentar: